Kompa BNKP Pekanbaru

Kamu yang BERJIWA MUDA !

Pekanbaru, Indonesia

Jangan lemahkan dirimu atas setiap pencobaan yang datang menghampirimu, karna sesungguhnya TUHAN selalu setia menjaga dirimu
| ::

Navbar3

Cari Blog Ini

CERITA INSPIRASI KEHIDUPAN


Kucing dan Tikus
Seekor KUCING ( TOM ) dan seekor TIKUS ( JERRY ), mati pada hari yang sama dan masuk ke surga.
Ketika sedang menyusuri jalanan di surga yg terbuat dari emas, mereka bertemu dengan Allah, dan Ia ( Alllah) bertanya kepada mereka..
Apakah sejauh ini kamu senang tinggal disini ?""
TIKUS itu menjawab, " Wah, tentu saja, ini hebat, tetapi bolehkah saya meminta sepasang sepatu luncur ?"
Allah menjawab, " Oh, tentu boleh," dan Ia ( Allah) memberikan sepatu luncur itu kepada TIKUS..
setelah itu Allah bertemu dengan KUCING dan bertanya kepadanya, " Apakah sejauh ini kamu senang tinggal disini ?"..
KUCING itu menjawab, " Ya, senang sekali Tuhan, saya tidak menyangka Engkau menyediakan Meals on Whells ( daging di atas roda )
Berita Kehilangan
Ada seorang laki-laki yang sayang sekali dengan kucing peliharaanya, dia menelpon saya katanya ..Halo, Pak ? Saya kehilangan kucing saya dan..??" saat itu saya langsung menjawab, saya tidak dapat menolong Anda."
katanya " Tetapi kucing saya ini sangat cerdas, mirip manusia, kucing ini hampir dapat berbicara."
Saat itu, saya langsung menjawab
" Nah, kalau begitu, bapak tunggu saja, mungkin sebentar lagi dia(kucing) akan menelepon anda..
 SEMANGAT SUKACITA BERAKHIR DUKA
Seorang Turis tersesat di padang gurung, karena lelah dan lemah akhirnya dia menemukan sebuah gereja kecil dan setib di sana ditersungkur. dan seorang Penginjil menemukannya dan merawatnya. Sesusah sadar dan beristirahat, Ia menanyakan arah ke kota terdekat kepada Penginjil.
" Apakah Anda mau meminjam kuda saya ?" tanya si Penginkil menawarkan. Turis tersebut menjawab, " Iya ! "
Penginjil : Tetapi kuda saya ini Istimewa. Anda harus mengatakan" Puji Tuhan" untuk membuatnya berlari dan "Amin" untuk membuatnya berhenti.
Tanpa terlalu memperhatikan perkataan si Penginjil, turis itu menjawab, "Oh, ya, baiklah.
Maka naiklah Turis itu ke punggung kuda milik si penginjil dan berkata, " Puji Tuhan," dan kuda itu mulai berjalan. Kemudian Turis itu berkata, "Puji Tuhan, Puji Tuhan" dan kuda itu Mulai berlari..
Akhirnya karena merasa berani, Turis tersebut berkata, " Puji Tuhan, Puji Tuhan, Puji Tuhan, Puji Tuhan" dan kuda itu berlari secepatnya. . . . . . . wuzzzzzzzzzzzz......
Tiba-tiba tampaklah sebuah jurang dalam jarak hampir 100 Meter ke depan, dan Turis itu mencoba segala cara untuk menghentikan kuda itu.." Waduh ! Berhenti ! Tolong ! Waduh !..." Akhirnya Turis tersebut teringat kata-kata Si Penginjil, " Amin ! " dan kuda itu berhenti tepat di tepi jurang. Karena merasa Lega dan Lemas dan merasa selamat , Turis itu berkata, Puji Tuhan !""
KOMPA, Maju Truszz....Aku Mendukungmu...!!!
 Seorang Ibu bertanya kpd anaknya yang baru pulang dari Kebaktian 
Apa Yang Kamu Di Pelajari Di Kebaktian Komisi Pemuda ?
" Begini, Ma. Pengkhotbah menceritakan bagaimana Allah mengutus Musa di BELAKANG garis musuh dalam satu MISI PENYELAMATAN untuk membawa Bangsa ISRAEL keluar dari MESIR. Ketika ia dan Bangsa ISRAEL sampai di LAUT MERAH, ia (MUSA) dan para INSINYURNYA membangun jembatan PONTON dan semua orang berjalan menyeberangi laut itu dgn AMAN. Kemudian ia menggunakan Walkie-talkienya ( Radio ) untuk mengirim PESAN berita ke MARKAS BESAR dan meminta segera di LANCARKAN serangan ANGKATAN UDARA. Lalu mereka mengirimkan PESAWAT-PESAWAT PEM-BOM untuk menghancurkan jembatan itu, dan Semua orang ISRAEL SELAMAT. "
Usai bercerita Sang Ibu bertanya dengan HERAN..!! " Apakah BENAR Begitu yang di AJARKAN Di KEbaktian Pemuda oleh Pengkhotbah ????
" Anak : Sebenarnya Sih tidak seperti itu, Ma, tetapi.. kalau Saya menceritakan seperti yang di ceritakan Pengkhotbah, Mama pasti tidak Percaya..!!

( Baca Kisah Musa )
UKURAN KEBAHAGIAAN
Seorang petani dan istrinya bergandengan tangan menyusuri jalan sepulang dari sawah sambil diguyur air hujan.Tiba-tiba lewat sebuah motor didepan mereka. Berkatalah petani kepada istrinya,”Lihat Bu,betapa bahagianya suami istri yang naik motor itu meski mereka kehujanan,tapi mereka bisa cepat sampai dirumah tidak seperti kita yg harus lelah berjalan untuk sampai kerumah.”

Sementara itu pengendara motor dan istrinya yg sedang berboncengan dibawah derasnya air hujan melihat sebuah mobil pick up lewat didepan mereka. Pengendara motor itu berkata kepada istrinya,”Lihat Bu, betapa bahagianya orang yg naik mobil itu, mereka tidak perlu kehujanan seperti kita.”

Didalam mobil pick up yg dikendarai sepasang suami istri terjadi perbincangan ketika sebuah sedan Mercy lewat,”Lihatlah Bu,
betapa bahagia orang yg naik mobil bagus itu, pasti nyaman dikendarai tdk spt mobil kita yg sering mogok.”

Pengendara mobil Mercy itu seorang pria kaya, dan ketika dia melihat sepasang suami istri yg berjalan bergandengan tangan dibawah guyuran air hujan, pria kaya itu berkata dlm hati,”Betapa bahagianya suami istri itu,mereka dgn mesranya berjalan bergandengan tangan sambil menyusuri indahnya jalan di pedesaan ini, sementara aku & istriku tdk pernah punya wkt utk berduaan krn kesibukan masing-masing.”

Kebahagiaan takkan pernah kita miliki jika kita hanya melihat kebahagiaan milik orang lain, dan selalu membandingkan hidup kita dengan hidup org lain.
Kisah Uang Seribu dan Seratus Ribu
Uang Rp1000 dan Rp100.000 sama-sama terbuat dari kertas, sama-sama di cetak dan diedarkan Bank Indonesia. Mereka keluar pada saat bersamaan, berpisah dari bank, lalu beredar di masyarakat.
Empat bulan kemudian mereka bertemu lagi secara tidak sengaja di dalam dompet seorang pemuda, terjadilah percakapan

Rp100.000 : Kenapa badanmu begitu lusuh, kotor dan bau amis?

Rp1.000 : karena begitu keluar dari bank, aku langsung ke tangan orang-orang bawahan, dari tukang becak, tukang sayur, penjual ikan dan hingga tangan pengemis. Kalau kamu, kenapa kelihatan begitu baru, rapi dan masih bersih?

Rp100.000 : karena begitu keluar dari bank, aku langsung disambut perempuan cantik dan beredarnya pun di restauran mahal, di mall dan hotel berbintang. Keberadaanku selalu dijaga dan jarang keluar dari dompet.

Rp1000 : pernahkah engkau mampir ke tempat ibadah?

Rp100.000 : (terdiam, lalu) Jarang sih, bahkan banyak di
antara kami yang belum pernah.

Rp1.000 : ketahuilah, walaupun keadaanku seperti ini, aku selalu mampir di rumah-rumah ibadah dan di tangan anak yatim. Karena itu, aku selalu bersyukur kepada Tuhan. Aku dipandang manusia bukan sebuah nilai, tapi yang mereka pandang adalah sebuah manfaat….

Akhirnya menangislah uang Rp100.000 karena merasa besar, hebat dan tinggi nilainya tetapi tidak begitu bermanfaat selama ini …
 Makanan yang tidak bisa dibeli dengan uang
Kisah ini adalah kisah nyata sebuah keluarga yang sangat miskin, yang memiliki seorang anak laki-laki. Ayahnya sudah meninggal dunia, tinggalah ibu dan anak laki-lakinya untuk saling menopang.

Ibunya bersusah payah seorang membesarkan anaknya, saat itu kampung tersebut belum memiliki listrik. Saat membaca buku, sang anak tersebut diterangi sinar lampu minyak, sedangkan ibunya dengan penuh kasih menjahitkan baju untuk sang anak.

Saat memasuki musim gugur, sang anak memasuki sekolah menengah atas.Tetapi justru saat itulah ibunya menderita penyakit rematik yang parah sehingga tidak bisa lagi bekerja disawah.

Saat itu setiap bulannya murid-murid diharuskan membawa tiga puluh kg beras untuk dibawa kekantin sekolah. Sang anak mengerti bahwa ibuya tidak mungkin bisa memberikan tiga puluh kg beras tersebut.

Dan kemudian berkata kepada ibunya: " Ma, saya mau berhenti sekolah dan membantu mama bekerja disawah". Ibunya mengelus kepala anaknya dan berkata : "Kamu memiliki niat seperti itu mama sudah senang sekali tetapi kamu harus tetap sekolah. Jangan khawatir, kalau mama sudah melahirkan kamu, pasti bisa merawat dan menjaga kamu. Cepatlah pergi daftarkan kesekolah nanti berasnya mama yang akan bawa kesana".

Karena sang anak tetap bersikeras tidak mau mendaftarkan kesekolah, mamanya menampar sang anak tersebut. Dan ini adalah pertama kalinya sang anak ini dipukul oleh mamanya.

Sang anak akhirnya pergi juga kesekolah. Sang ibunya terus berpikir dan merenung dalam hati sambil melihat bayangan anaknya yang pergi menjauh.

Tak berapa lama, dengan terpincang-pincang dan nafas tergesa-gesa Ibunya datang kekantin sekolah dan menurunkan sekantong beras dari bahunya.

pengawas yang bertanggung jawab menimbang beras dan membuka kantongnya dan mengambil segenggam beras lalu menimbangnya dan berkata : " Kalian para wali murid selalu suka mengambil keuntungan kecil, kalian lihat, disini isinya campuran beras dan gabah. Jadi kalian kira kantin saya ini tempat penampungan beras campuran". Sang ibu ini pun malu dan berkali-kali meminta maaf kepada ibu pengawas tersebut.

Awal Bulan berikutnya ibu memikul sekantong beras dan masuk kedalam kantin. Ibu pengawas seperti biasanya mengambil sekantong beras dari kantong tersebut dan melihat. Masih dengan alis yang mengerut dan berkata: "Masih dengan beras yang sama". Pengawas itupun berpikir, apakah kemarin itu dia belum berpesan dengan Ibu ini dan kemudian berkata : "Tak perduli beras apapun yang Ibu berikan kami akan terima tapi jenisnya harus dipisah jangan dicampur bersama, kalau tidak maka beras yang dimasak tidak bisa matang sempurna.

Selanjutnya kalau begini lagi, maka saya tidak bisa menerimanya" .Sang ibu sedikit takut dan berkata : "Ibu pengawas, beras dirumah kami semuanya seperti ini jadi bagaimana? Pengawas itu pun tidak mau tahu dan berkata : "Ibu punya berapa hektar tanah sehingga bisa menanam bermacam- macam jenis beras". Menerima pertanyaan seperti itu sang ibu tersebut akhirnya tidak berani berkata apa-apa lagi.

Awal bulan ketiga, sang ibu datang kembali kesekolah. Sang pengawas kembali marah besar dengan kata-kata kasar dan berkata: "Kamu sebagai mama kenapa begitu keras kepala, kenapa masih tetap membawa beras yang sama. Bawa pulang saja berasmu itu !".

Dengan berlinang air mata sang ibu pun berlutut di depan pengawas tersebut dan berkata: "Maafkan saya bu, sebenarnya beras ini saya dapat dari mengemis". Setelah mendengar kata sang ibu, pengawas itu kaget dan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Sang ibu tersebut akhirnya duduk diatas lantai, menggulung celananya dan memperlihatkan kakinya yang sudah mengeras dan membengkak.

Sang ibu tersebut menghapus air mata dan berkata: "Saya menderita rematik stadium terakhir, bahkan untuk berjalan pun susah, apalagi untuk bercocok tanam. Anakku sangat mengerti kondisiku dan mau berhenti sekolah untuk membantuku bekerja disawah. Tapi saya melarang dan menyuruhnya bersekolah lagi."

Selama ini dia tidak memberi tahu sanak saudaranya yang ada dikampung sebelah. Lebih-lebih takut melukai harga diri anaknya.

Setiap hari pagi-pagi buta dengan kantong kosong dan bantuan tongkat pergi kekampung sebelah untuk mengemis. Sampai hari sudah gelap pelan-pelan kembali kekampung sendiri. Sampai pada awal bulan semua beras yang terkumpul diserahkan kesekolah.

Pada saat sang ibu bercerita, secara tidak sadar air mata Pengawas itupun mulai mengalir, kemudian mengangkat ibu tersebut dari lantai dan berkata: "Bu sekarang saya akan melapor kepada kepala sekolah, supaya bisa diberikan sumbangan untuk keluarga ibu." Sang ibu buru- buru menolak dan berkata: "Jangan, kalau anakku tahu ibunya pergi mengemis untuk sekolah anaknya, maka itu akan menghancurkan harga dirinya. Dan itu akan mengganggu sekolahnya. Saya sangat terharu dengan kebaikan hati ibu pengawas, tetapi tolong ibu bisa menjaga rahasia ini."

Akhirnya masalah ini diketahui juga oleh kepala sekolah. Secara diam- diam kepala sekolah membebaskan biaya sekolah dan biaya hidup anak tersebut selama tiga tahun. Setelah Tiga tahun kemudian, sang anak tersebut lulus masuk ke perguruan tinggi qing hua dengan nilai 627 point.

Dihari perpisahan sekolah, kepala sekolah sengaja mengundang ibu dari anak ini duduk diatas tempat duduk utama. Ibu ini merasa aneh, begitu banyak murid yang mendapat nilai tinggi, tetapi mengapa hanya ibu ini yang diundang. Yang lebih aneh lagi disana masih terdapat tiga kantong beras.

Pengawas sekolah tersebut akhirnya maju kedepan dan menceritakan kisah sang ibu ini yang mengemis beras demi anaknya bersekolah.

Kepala sekolah pun menunjukkan tiga kantong beras itu dengan penuh haru dan berkata : "Inilah sang ibu dalam cerita tadi."Dan mempersilakan sang ibu tersebut yang sangat luar biasa untuk naik keatas mimbar.

Anak dari sang ibu tersebut dengan ragu-ragu melihat kebelakang dan melihat gurunya menuntun mamanya berjalan keatas mimbar. Sang ibu dan sang anakpun saling bertatapan. Pandangan mama yang hangat dan lembut kepada anaknya. Akhirnya sang anak pun memeluk dan merangkul erat mamanya dan berkata: "Oh Mamaku……
 Jangan Pernah Putus Asa
Suatu hari dalam kondisi yang putus asa seorang pemuda memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya, bahkan berhenti dari hubungannya dengan sesama dan berhenti dari spiritualitasnya. Maka dia pergi ke hutan untuk bicara dengan Tuhan untuk yang terakhir kalinya. “Tuhan, berikan aku satu alasan untuk tidak berhenti” katanya.

Tuhan memberi jawaban yang mengejutkannya. “Lihat ke sekeliling...mu”, kataNya. “Apakah engkau memperhatikan tanaman pakis dan bambu yang ada di hutan ini?” “Ya”, jawabnya.

Lalu Tuhan berkata, “Ketika pertama kali Aku menanam mereka, Aku menanam dan merawat benih-benih mereka dengan seksama. Aku beri mereka cahaya, Aku beri mereka air, dan pakis-pakis itu tumbuh dengan sangat cepat. Warna hijaunya yang menawan menutupi tanah, namun tidak ada yang terjadi dari benih bambu, tapi Aku tidak berhenti merawatnya.”

“Dalam tahun kedua, pakis-pakis itu tumbuh lebih cepat dan lebih banyak lagi. Namun, tetap tidak ada yang terjadi dari benih bambu, tetapi Aku tidak menyerah terhadapnya.”

“Dalam tahun ketiga tetap tidak ada yang tumbuh dari benih bambu itu tapi Aku tetap tidak menyerah. Begitu juga dengan tahun ke empat. ”

“Lalu pada tahun ke lima sebuah tunas yang kecil muncul dari dalam tanah. Bandingkan dengan pakis, yang kelihatan begitu kecil dan sepertinya tidak berarti. Namun enam bulan kemudian, bambu ini tumbuh dengan mencapai ketinggian lebih dari 100 kaki. Dia membutuhkan waktu lima tahun untuk menumbuhkan akar-akarnya. Akar-akar itu membuat dia kuat dan memberikan apa yang dia butuhkan untuk bertahan. Aku tidak akan memberikan ciptaanku tantangan yang tidak bisa mereka tangani.”

“Tahukah engkau anakKu, dari semua waktu pergumulanmu, sebenarnya engkau sedang menumbuhkan akar-akarmu? Aku tidak menyerah terhadap bambu itu, Aku juga tidak akan pernah menyerah terhadapmu”.

Tuhan berkata, “Jangan bandingkan dirimu dengan orang lain. Bambu-bambu itu memiliki tujuan yang berbeda dibandingkan dengan pakis tapi keduanya tetap membuat hutan ini menjadi lebih indah.”
“Saatmu akan tiba”, Tuhan mengatakan itu kepadanya. “Engkau akan tumbuh sangat tinggi.”

“Seberapa tinggi aku harus bertumbuh Tuhan?” tanyanya. “Sampai seberapa tinggi bambu-bambu itu dapat tumbuh?” Tuhan balik bertanya. “Setinggi yang mereka mampu?” dia bertanya.

“Ya.” jawabNya “Muliakan Aku dengan pertumbuhan mu, setinggi yang engkau dapat capai.”

Lalu dia pergi meninggalkan hutan itu, menyadari bahwa Tuhan tidak akan pernah menyerah terhadapnya.
Tuhan juga tidak akan pernah menyerah terhadap Anda.
Minta Jadi Tampan
Sebuah bis yang mengangkut para pria berwajah jelek, bertabrakan dengan sebuah truk, dan semua penumpangnya meninggal dunia.

Mereka kemudian bersama-sama berada di alam baka.
Karena selama di dunia mereka bernasib malang memiliki wajah jelek, maka malaikat di pintu surga berbaik hati, memberikan mereka kesempatan untuk meminta satu permintaan yang pasti dikabulkan, sebelum mereka masuk ke pintu surga.

Mereka semua berbaris satu persatu, dan malaikat pun bertanya kepada orang pertama di barisan tsb tentang permintaanya.
"Saya ingin menjadi tampan dan ganteng." jawab orang pertama, kemudian malaikat itu menepukan kedua tangannya dan seketika itu juga pria pertama yg berwajah jelek itu berubah menjadi ganteng dan sangat tampan.

Pria kedua pun menjawab sama, "Saya ingin menjadi cakep dan ganteng." dan malaikat itu kembali menepukan tangannya.

Demikian seterusnya mereka menjadi tampan dan ganteng, mereka semua sangat senang tak terbayangkan dan terkagum-kagum pada dirinya masing-masing.

Sampai ketika antrian sampai tengah barisan, namun pria terdepan tidak segera menjawab, dia malah tertawa-tawa terpingkal-pingkal, bergulingan di lantai seolah ada hal yg lucu sekali.
Para pria yg lain pun menjadi bertanya-tanya apa yg terjadi.

Akhirnya, sang malaikat pun bertanya apa yg menjadi permintaanya...

Sang pria tak kuasa menahan tawanya...

"Buatlah mereka menjadi jelek lagi."
Sumber : Group FB Komisi Pemuda BNKP Pekanbaru
 
 
 


0 komentar:

beritakanlah kepada saudara-saudaramu segala sesuatu yang baik dan penuh sukacita atas apa yang kamu lihat dan kamu dengar